• Persaingan dalam pasar hypermarket ini masih terus berkembang sampai saat ini dan persaingan tersebut cukup ketat. Hal ini terlihat dengan munculnya cabang baru dari perusahaan ritel pesaing seperti : giant ,carefour, lottemart( dulu bernama makro). more...

  • Ancaman calon pendatang baru pada dasarnya bersifat “sedang” karena pasar yang ada sekarang ini sudah demikian didominasi oleh banyak pemain besar.more...

  • Pada hypermarket, ancaman produk substitusi adalah ritel supermarket dan minimarket.more...

  • Kekuatan dari konsumen bersifat kuat. Hal ini dikarenakan kecenderungan untuk tidak loyal pada satu ritel tertentu dan dengan mudahnya merubah pola kebiasaan berbelanja sesuai dengan keinginan mereka.more...

  • Merupaka Strategi-strategi yang dilakukan Hypermart untuk memenangkan bisnisnya secara intensif,meliputi : more...

Next
Previous

Tugas Class Diagram


Description :
Class Diagram pada perusahaan retail yang menjual berbagai jenis barang.
1. Setiap  Kasir memiliki ID unik dan masing-masing memiliki satu laporan penjualan.
2. Class Sales menginformasikan total yang berhasil dilakukan oleh masing-masing kasir per cabangnya
3. Setiap barang yang dijual memiliki data nama,harga,dan jumlah stok pada Class Goods.
4. Class Branches menunjukan Id Cabang yang di summarize pada Class Sales
Sales adalah Primary Key-nya.

Analisis Porter’s 5 Force dalam Bisnis Hypermart





Hypermart adalah implementasi inovasi dari PT. Matahari Putra Prima Tbk(supermarket matahari) yang mengembangkan konsep  belanja dengan koleksi barang yang jauh lebih lengkap. Pada perkembangannya Hypermart merupakan  jaringan hipermarket yang memiliki banyak cabang di Indonesia. Selain department store yang menjual produk sandang seperti makanan, Hypermart juga memiliki supermarket atau pasar swalayan yang menjual kebutuhan sandang, barang kebutuhan hidup dan sehari-hari. Juga peralatan elektronik, olahraga, ATK, dll.
Analisis ini menggunakan lima faktor utama untuk menganalisis industri ritel dalam hal ini Hypermart  yang terdiri atas:
·         bargaining power of buyers,
·         bargaining power of suppliers,
·         threat of new entrants,
·         threat of new substitute products
·         rivalry among firms.
Kelima faktor tersebut dimaksudkan untuk menilai intensitas persaingan, potensi laba atau  profitabilitas industri, dan untuk menilai menarik atau tidaknya suatu industri  (degree of attractiveness).

Persaingan Perusahaan Sejenis



1. Persaingan Antar Perusahaan Sejenis
Persaingan dalam pasar hypermarket ini masih terus berkembang sampai saat ini dan persaingan  tersebut  cukup  ketat.  Hal  ini  terlihat  dengan  munculnya  cabang baru dari perusahaan ritel pesaing seperti : giant ,carefour, lottemart( dulu bernama makro).
Diferensiasi pada industri ini  berdasarkan pada:
·         Pelayanan
·         Variasi produk
·         Keamanan
·         Kenyamanan
·         Kemudahan berbelanja
·         Harga yang kompetitif

Masuknya Pesaing Baru



2. Kemungkinan Masuknya Pesaing Baru
Ancaman calon pendatang baru pada  dasarnya bersifat “sedang” karena pasar yang ada sekarang ini sudah demikian didominasi oleh banyak pemain besar baik  lokal maupun asing.
Hal –hal yang dibutuhkan  untuk dapat masuk kedalam industri ini:
·         dibutuhkan modal yang tidak sedikit
·         pengalaman
·         jaringan distribusi luas  sehingga  menyulitkan bagi calon pendatang baru.
dalam hal ini pesaing baru hypermart adalah lottemart indonesia (lottemart melakukan akuisisi makro indonesia pada tahun 2008 dan pada april 2010 makro berganti nama menjadi lottemart indonesia ) .sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Makro#cite_note-1

Pengembangan Produk Substitusi



3. Pengembangan Produk Substitusi
Pada hypermarket, ancaman produk substitusi adalah ritel supermarket dan minimarket.
Walaupun supermarket dan minimarket memiliki variasi produk tidak sebanyak hypermarket namun secara jarak dengan konsumen jaringan supermarket dan minimarket lebih dekat dalam menjaring konsumen.
Contoh pesaing: indomaret,alfamart,superindo

Tawar-Menawar



4. Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli / Konsumen
Kekuatan dari konsumen bersifat kuat. Hal ini dikarenakan kecenderungan untuk  tidak loyal pada satu ritel tertentu dan dengan mudahnya merubah pola kebiasaan berbelanja sesuai dengan keinginan mereka. Dalam hal ini strategi yang dilakukan oleh Hypermart untuk meningkatkan kekuatan tawar menawar pembeli adalah dengan program Hypermart akan mengganti selisih harga 2x lipat jika ada barang yang lebih murah dibanding yang dijual di hypermart dan  diskon untuk pemegang kartu kredit bni 35% dan 50% untung pemegang kartu kredit mandiri hypermart card.
5. Kekuatan Tawar-Menawar Penjual / Pemasok

Kekuatan tawar menawar penjual bersifat lemah hal ini di karenakan banyaknya syarat yang ditetapkan oleh pihak ritel(hypermart) dan juga adanya produk yang berlabel value plus (di antaranya beras, gula, dan tissue) melemahkan kekuatan tawar menawar pemasok
Sumber: http://appsitangsel.wordpress.com/2012/02/02/cengkeraman-hypermarket-di-bisnis-ritel-oleh-taufik-hidayat/